Bisnis Rumahan, Siapa Takut?
Karakter seorang wanita
bermacam-macam. Ada yang lebih memilih berkonsentrasi di urusan rumah
tangga untuk mengatur segala hal yang berbau rumah tangga. Namun, tak
sedikit juga yang memilih untuk berkarier di luar rumah. Ada juga yang
sampai saat ini masih dilema dengan keputusan yang akan diambilnya,
antara keluarga dan karier. Memang, tak ada seorang manusia pun yang
sempurna di dunia ini. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa menjadi
sosok ibu idaman, setidaknya bagi keluarga Anda. Siapa sih yang gamau usaha rumahan yang menghasilkan? tentunya mau dong!
ibu rumah tangga |
Membuat
bisnis rumahan mungkin adalah ide yang paling baik untuk mengatasi
dilema Anda. Peran ganda ini (sebagai ibu rumah tangga sekaligus menjadi
pemilik usaha rumahan) bisa menjadi salah satu alternatif sebagai
bentuk aktualisasi diri di dalam komunitas sosial dan masyarakat. Ada
beberapa manfaat yang akan Anda peroleh dengan peran ganda ini, antara
lain adalah:
- Anda masih dapat memberikan perhatian pada perkembang- an anak-anak Anda.
Dengan kata lain, Anda tidak akan kehilangan momen- momen istimewa
mengamati perkembangan anak Anda, baik kecerdasannya maupun perilakunya.
Kalaupun toh Anda menyerahkan pengasuhan anak Anda kepada pengasuh
anak, Anda bisa melakukan pengawasan langsung terhadapnya sehingga Anda
dapat memastikan bahwa perlakuan pengasuh kepada buah hati Anda sesuai
dengan keinginan Anda.
- Dapat memberikan pendapatan tambahan bagi pemasukkan keluarga.
Hal
ini bisa membuat Anda menjadi istri yang mandiri, yang tidak selalu
bergantung pada suami. Jika Anda ikhlas melakukannya, tidak mustahil
Anda akan mendapatkan nilai tambah, baik di mata keluarga, masyarakat,
maupun Tuhan.
- Anda mempunyai kesempatan untuk belajar lebih banyak melebihi seorang karyawan biasa.
Meskipun
Anda merintis usaha Anda dari nol dan dengan modal yang kecil, bukan
mustahil usaha Anda akan berkembang menjadi sebuah perusahaan yang lebih
tertata dan mapan. Usaha yang Anda buat di rumah akan memberikan banyak
waktu untuk bisa belajar berproses bagaimana mengembangkan usaha yang
sedang dirintis. Anda akan merasakan jatuh bangun dan banyak pengalaman
serta hikmah yang bisa Anda ambil.
Meskipun usaha rumahan
saat ini banyak diminati oleh sebagian ibu rumah tangga, masih sangat
sedikit usaha rumahan yang bisa eksis. Ketidakmampuan untuk eksis itu
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah minimnya sifat
profesionalisme dan kurang bisa mengatur waktu. Memulai usaha rumahan
memang tidak bisa dianggap enteng karena sebenarnya memulai usaha
rumahan merupakan perkara yang berat. Bagaimana pun, Anda harus
pandai-pandai mengatur waktu dan membagi tenaga Anda. Pada awal memulai
usaha ini, mungkin Anda masih membutuhkan penyesuaian. Akan tetapi,
dengan tekad dan niat yang bulat, yakinlah, Anda akan dapat
mengatasinya.
Usaha rumahan adalah usaha diri sendiri.
Oleh karena itu, Anda memiliki kebebasan untuk bekerja sesuai dengan
waktu luang Anda. Artinya, semuanya masih bisa bersifat fleksibel. Anda
tidak terpatok jam kerja, kecuali beberapa usaha yang memang hanya
beroperasi di waktu tertentu. Bisnis Anda adalah milik Anda. Secara
otomatis, Anda-lah sang atasan sekaligus bos bisnis Anda. Tidak akan ada
orang yang mengontrol pekerjaan Anda karena ini adalah bisnis milik
Anda.
"Ah, untungnya nggak seberapa. Bikin nggak semangat
usaha." Kalimat ini sering dijadikan tameng oleh kebanyakan orang di
sekeliling kita. Apakah Anda juga berpikir demikian? Jika iya, mulailah
untuk mengubah segala pandangan Anda tentang keuntungan yang
kecil-kecilan. Ingat, bahwa segala sesuatu membutuhkan proses. Masih
untung Anda bisa mengumpulkan keuntungan meskipun cuma Rp1.000,00.
Bayangkan
perusahaan- perusahaan besar yang bangkrut. Kerugian mereka bahkan
mencapai miliaran rupiah. Angka yang mungkin tak sanggup untuk Anda
bayangkan. Mungkin Anda perlu mengingat sebuah peribahasa "sedikit demi
sedikit, lama-lama menjadi bukit". Keuntungan yang tidak seberapa
tersebut kemudian dikumpulkan sampai sekian pekan. Maka, keuntungan
tersebut akan menjadi angka yang cukup banyak dan dapat menambah modal
usaha Anda.
Mami Suyatmi mungkin bisa menjadi figur yang
patut dicontoh. Wanita paruh baya yang berusia 70-an tahun ini adalah
seorang pengusaha kecap manis. Meskipun usaha yang digelutinya ini
awalnya secara tidak sengaja, saat ini penghasilan yang didapatkannya
cukup besar. Setiap bulannya, beliau memasok 30 dus (berisi 12 botol
besar) kecap ke para pelanggannya yang tersebar di Jakarta, Depok, dan
sebagian wilayah Bandung.
Metavia Tanjung mempunyai
cerita yang berbeda. Meski usianya sudah lebih dari setengah abad, ibu
lima anak dan nenek satu cucu ini juga masih sibuk berkutat dengan
potongan- potongan kain perca. Lewat keterampilan yang didapatnya secara
otodidak, Meta membuat patchwork (seni kain perca) untuk dibuat aneka
produk, seperti bed cover, sarung bantal, celemek, tatakan panas, dan
sajadah. Hebatnya, seni kain perca buatannya sudah melanglang buana ke
negeri Taiwan. Maklumlah, selama tiga tahun (1997-2000) Fafa Quilts
& Crafts, nama merek dagangnya, Meta hanya memasok khusus si pembeli
dari Taiwan tadi yang nilai kontraknya per 2-3 bulan sekitar US$3.700
lebih. Kini, dibantu empat karyawan perempuan yang bekerja di paviliun
rumahnya, Meta masih menerima pesanan dari pasar lokal yang antara lain
didapat dari hasil mengikuti pameran di mana- mana. Dari hasil berbisnis
itu, dia kini bisa mewujudkan rumah impiannya di kawasan Meruya,
Jakarta.
Selain Mami dan Meta, Lilis Pudjasari memang
layak untuk dipuji. Dalam usianya yang tak lagi muda, ibu lima anak ini
membuat kue kering bermerek Flamboyant Cookies di rumahnya, kawasan
Sukajadi, Bandung. Hebatnya, saat ini sedikitnya Lilis memasok sepuluh
jenis kue ke hypermarket terkenal di Jakarta dan sekitarnya, termasuk
dua di Bandung. Padahal, perempuan yang sejak 1987 sudah menggeluti
bisnis kue kering ini mengakui hanya memanfaatkan maraknya pertumbuhan
dan perkembangan pasar modern.
Keberuntungan menjadi
pemasok hypermarket terkenal juga dialami Suryatun Hanifah, pemilik
usaha VC Karina yang memproduksi aksesori busana Muslim. Keberhasilan
yang dimilikinya sekarang ini tidak bisa dilepaskan dari perjuangan
awalnya yang layak diacungi jempol. Awalnya, perempuan berusia 64 tahun
ini memulai usaha untuk mendukung perekonomian keluarga mengingat sang
suami sudah pensiun. Setelah dia mendapat kredit dari sebuah bank
pemerintah sebesar Rp100 juta, ia mengawali bisnis dengan membuat
handycraft. Namun, ternyata jenis usaha ini tidak menunjukkan hasil yang
memadai. Sampai suatu saat, Suryatun mendapatkan tawaran dari sebuah
department store yang memintanya untuk memasok perlengkapan atau
aksesori busana Muslim. Kesempatan ini tak disia-siakan. la lalu beralih
memasok aksesori busana Muslim ke berbagai pusat perbelanjaan meskipun
dimulainya dari kecil-kecilan dengan empat penjahit dan satu tukang
potong. Meski nyaris kolaps ketika kerusuhan Mei 1998 melanda Jakarta
karena tempat pasokannya dibakar massa, Suryatun perlahan bisa kembali
bangkit. Puncaknya, pada 2001 lalu dia diminta memasok ke hypermarket
terkenal. Dari semula hanya empat jenis produk di sembilan gerai
hypermarket ini, kini dia memiliki 30 item yang dipasok buat 25 gerai
hypermarket tersebut.
Keputusan membuka usaha di rumah
juga dilakukan oleh Leslie Ann Martin, seorang ibu rumah tangga yang
tinggal di Ohio. Sebelum menikah, Leslie sangat menikmati kariernya yang
sangat cemerlang sebagai analis investasi di sebuah bank. Saat dia
hamil dan kemudian melahirkan, dia berencana untuk kembali ke tempat
kerjanya. Kemudian, dia mencari seorang pengasuh untuk mengasuh anaknya.
Namun, karena kurang persiapan yang matang, dia tidak menemukan seorang
pun pengasuh yang tepat untuk mengasuh anaknya. Akhirnya, dia
memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempat dia bekerja
dan kemudian memutuskan untuk membuka usaha bisnis konsultasi keuangan
di rumahnya untuk memberikan pendapatan tambahan.
Bagaimana
dengan Anda? Mulai berminat untuk membangun sebuah usaha rumahan? Jika
iya, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika memulai sebuah
usaha, di antaranya adalah:
• Konsultasikan dan carilah dukungan dari keluarga
Jika
Anda telah menikah, dan mungkin telah menjadi seorang ibu, alangkah
baiknya jika segala sesuatu dibicarakan bersama pasangan, termasuk
keinginan Anda berbisnis rumahan. Berikan penjelasan yang meyakinkan dan
masuk akal agar pasangan Anda dapat mengerti maksud Anda. Yakinkan
padanya bahwa meskipun Anda berbisnis, Anda tidak akan meninggalkan
kewajiban Anda selama ini.
•Bermimpilah untuk sesuatu yang lebih baik
Dengan
mimpi, siswa sekolah bisa semangat dalam belajar. Mimpi adalah sebuah
motivator untuk kita. Anda tak perlu takut untuk bermimpi. Dulu,
Sosrodjojo ditertawakan karena dinilai bermimpi menjual teh dalam
kemasan botol. Atau, juga Tirto Utomo yang ditertawakan karena idenya
menjual air minum dalam kemasan. Siapa yang menyangka bahwa mimpi yang
dulunya menjadi bahan ejekan itu sekarang berhasil menjadi pengusaha
sukses.
•Tentukan jenis usaha
Menentukan jenis
usaha merupakan tahap awal dalam sebuah bisnis, sama seperti layaknya
usaha kantoran. Untuk menentukan jenis usaha, sebaiknya lihat peluang
yang menjanjikan di sekitar Anda. Cobalah buka mata, telinga, dan
insting Anda dengan baik. Anda akan menemukan banyak sekali ide usaha.
Bila Anda hobi memasak, tak ada salahnya Anda mencoba usaha ini. Asalkan
Anda kreatif dan membuat sesuatu yang disukai pasar, peluang untuk
berhasil lebih terbuka. Anda bisa mengikuti jejak Nila Sari yang sukses
dalam bisnis membuat kue, atau pendesain sepatu eksklusif, seperti Linda
Chandra atau juga bisa ide kreatif anak muda yang menuangkannya lewat
tulisan seperti pada kaos Dagadu Yogya.
•Bersikap profesional
Di
dalam bisnis rumahan Anda, Anda-lah sang juragan. Anda harus
pandai-pandai mengatur waktu dan memanajemen segala sesuatunya, termasuk
masalah finansial. Cobalah untuk membagi waktu sesuai dengan kesibukan
Anda di rumah. Yang paling penting, bersikaplah disiplin dengan usaha
Anda. Ingat, meskipun Anda berada di rumah Anda, Anda menjalankan bisnis
dan Anda perlu memastikan bahwa Anda dapat menyelesaikan usaha rumahan
Anda. Yakinlah bahwa bisnis rumahan yang dikelola secara profesional
bukan tak mungkin menjadi besar. Banyak bisnis berhasil yang dimulai
dari bisnis rumahan, seperti Nurhayati Subakat pemilik Wardah, produk
kosmetik untuk muslimah. Dia awalnya harus menjajakan produk samponya
dari satu salon ke salon lain. Kini, produknya tersebar di seluruh
Indonesia dan ratusan orang bekerja padanya.
0 Komentar